Senin, 21 September 2020

HAKEKAT KEKAYAAN

 


Seorang anak bertanya kepada ibu dan bapaknya : 

Ibu, bapak mengapa kita miskin?

Dengan tenang sang ibu berkata :

Nak, hidup ini seperti jalan² di Supermarket. 

Semua orang boleh memilih dan membawa barang apa saja yang ia inginkan.

Siapa yang membawa sepotong roti, maka ia harus membayar seharga sepotong roti,

Siapa yang membawa tiga potong roti, iapun harus membayar tiga potong roti.

Sementara kita tak mungkin membawa apa². Karena tak punya uang untuk membelinya.

Dipintu kasirpun kita tak akan diperiksa, dibiarkan jalan begitu saja

Begitu pula kelak di Hari Kiamat Nak.

Saat orang² kaya antri menjalani pemeriksaan untuk dimintai pertanggung jawaban.

Saat orang² kaya ditanya tentang 😗 

Darimana hartanya mereka peroleh ?.

Dan kemana hartanya mereka gunakan ?.

Kita dibiarkan terus berjalan tanpa beban.

Lebih enak bukan !.

Apakah engkau masih juga belum bisa menerima ?.

Anakku,

Jika kita memang ditakdirkan menjadi orang miskin 

BERSABARLAH SEJENAK,

Karena setelah KEMATIAN, kemiskinan itu akan sirna.

BERPIKIRLAH POSITIF,

Barangkali, jika kita kaya belum tentu bisa lebih bertakwa

Mungkin juga, dengan kemiskinan kita akan lebih mudah meraih SURGA-NYA.

JANGAN PERNAH MINDER 

Karena kaya dan miskin bukanlah ukuran Mulia dan Hinanya manusia.

Tetaplah berprasangka baik pada ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala.

Singkirkan rasa iri , cemburu & buanglah tanda tanya,

Tentang Kehendak-NYA Pembagi Nikmat.

Mungkin jatah yang buat kita masih tersimpan di SURGA.

Menunggu kita Siap Menerimanya....

Ingatlah apa yang disampaikan Rasulullah.. Bahwa "sesungguhnya kekayaan itu bukan terletak pada harta benda,melainkan pada ketenangan hati dan jiwa".

Semoga pembaca semua menjadi orang yang pandai mensyukuri akan nikmat dan karunia yang Allah swt berikan.

Aamiiin ya rabbal'alamin

Senin, 07 September 2020

SEBUTIR KURMA


Selesai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke mesjidil Aqsa.
Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1 kg kurma dari pedagang tua di dekat mesjidil Haram.
Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma tergeletak didekat timbangan. Menyangka kurma itu bagian dari yang ia beli, Ibrahim memungut dan memakannya.
Setelah itu ia langsung berangkat menuju Al Aqsa. 4 Bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa.
Seperti biasa, ia suka memilih sebuah tempat beribadah pada sebuah ruangan dibawah kubah Sakhra.
Ia shalat dan berdo'a khusuk sekali.
Tiba tiba ia mendengar percakapan dua Malaikat tentang dirinya.
“Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara' yang do'anya selalu dikabulkan ALLAH SWT,” kata malaikat yang satu.
“Tetapi sekarang tidak lagi.
Do'anya ditolak karena 4 bulan yg lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat mesjidil haram,” jawab Malaikat yang satu lagi..
Ibrahim bin Adham terkejut sekali, ia terhenyak, jadi selama 4 bulan ini ibadahnya, shalatnya, do'anya dan mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima oleh ALLAH SWT gara-gara memakan sebutir kurma yang bukan haknya.
“Astaghfirullahal adzhim” Ibrahim beristighfar.
Ia langsung berkemas untuk berangkat lagi ke Mekkah menemui pedagang tua penjual kurma. Untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya.
Begitu sampai di Mekkah ia langsung menuju tempat penjual kurma itu, tetapi ia tidak menemukan pedagang tua itu melainkan seorang anak muda.
“4 bulan yang lalu saya membeli kurma disini dari seorang pedagang tua. Kemana ia sekarang ?” tanya Ibrahim.
“Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma” jawab anak muda itu.
“Innalillahi wa innailaihi roji’un, kalau begitu kepada siapa saya meminta penghalalan ?”.
Lantas ibrahim menceritakan peristiwa yg dialaminya, anak muda itu mendengarkan penuh minat.
“Nah, begitulah” kata ibrahim setelah bercerita,
“Engkau sebagai ahli waris orangtua itu, maukah engkau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur ku makan tanpa izinnya?”.
“Bagi saya tidak masalah. Insya ALLAH saya halalkan. Tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang.
Saya tidak berani mengatas nama kan mereka karena mereka mempunyai hak waris sama dengan saya.”
“Dimana alamat saudara-saudaramu ? biar saya temui mereka satu persatu.”
Setelah menerima alamat, ibrahim bin adham pergi menemui. Biar berjauhan, akhirnya selesai juga.
Semua setuju menghalakan sebutir kurma milik ayah mereka yang termakan oleh ibrahim.
4 bulan kemudian, Ibrahim bin adham sudah berada dibawah kubah Sakhra.
Tiba tiba ia mendengar dua Malaikat yang dulu terdengar lagi bercakap cakap.
“Itulah ibrahim bin Adham yang doanya tertolak gara gara makan sebutir kurma milik orang lain.”
“O, tidak.., sekarang do'anya sudah makbul lagi, ia telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu..
Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain. Sekarang ia sudah bebas.” kata Malaikat yang satu.
Wallaahu a'lam bishshawab...
Semoga bermanfa'at...